Wednesday, March 18, 2015

Reklamasi Bukan Karya yang Tabu

Reklamasi pantai telah dilaksanakan di berbagai tempat di dalam, maupun luar negeri diantaranya adalah:

  1. Bandara Kansai, Jepang – Reklamasi di buat di tengah laut, dan lahan seluas 10 km2  ini digunakan sebagai Bandara Internasional Jepang.
  2. Sea Landfill Phoenix Centre, Osaka Jepang, Lahan Reklamasi ini dibuat untuk pengolahan limbah terpadu.
  3. Tokyo Bay Landfill, Lahan Reklamasi ini juga di buat untuk pengolahan limbah terpadu.
  4. Incheon – Korea Selatan, Lahan Reklamasi ini merupakan daerah pengembangan yang dilakukan pemerintah Korea Selatan. Lahan ini digunakan sebagai Bandara Internasional Incheondan pembangunan kawan Industri di kawasan Incheon.
  5. Semakau Landfill, Singapura. Lahan  digunakan sebagai pengeolahan limbah  di Singapura. Selain itu Area ini digunakan sebagai konservasi flora dan fauna juga sebagai daerah rekreasi.
  6. Dubai, Negara ini menjadi reklamasi sebagai megaproject dalam pengembangan kawasan hunian. Terdapat 4 proyek Reklamasi yaitu : The Palm Jeber Ali, Deira, Jumairah, dan The World.
  7. Tianjin – China, tujuan dari Reklamasi lahan di daerah Tianjin adalah untuk memenuhi efisiensi lahan yang dirasa sudah menggangu di daerah daratan. Pemerintah China membangun Reklamasi ini untuk memenuhi kebutuhan pengembangan daerah Industri, Pelabuhan dan Free Trade Zone.
  8. Linggang New City Project, Shanghai, China, Lahan reklamsi seluas 133.2 km2 ini merupakan proyek pengembangan daerah bisnis terpadu di daerah Shanghai. Kawasan Industri, pelabuhan dan Bandara dibangun untuk menunjang peningkatan pesat perekonomian di China.

Beberapa Pelaksanaan Reklamasi di Indonesia:


  • Kawasan Teluk Jakarta, Pengembangan yang sudah ada saat ini adalah pengembangan kawasan Hunian Real Estate.
  • Mamuju, Sulawesi Barat -  8.3 Hektar lahan Reklamasi pantai Mamuju juga bertujuan untuk mempercantik kota karena di sekitar reklamasi pantai akan dibangun jalan dua jalur di sampingdibangun fasilitas pelayanan publik. Diharapkan dari  adanya pembangunan fasilitas publik lainnya juga akan mendorong pertumbuhan ekonomi Mamuju, misalnya proyek pembangunan pusat jajan serba ada (pujasera), pusat bisnis, perumahan dan kantor, mall dan pusta perbelanjaan, serta area pengembangan Hotel.
  • Denpasar, Bali – Reklamasi seluas 380 Ha ini bertujuan untuk menghubungkan gugusan Pulau Serangan. Namun konsekuensi dari penggabungan gugusan tersebut kini dirasan masyarakat sekitar dari aspek Lingkungan, Budaya, hingga Sosial.
  • Manado, Sulawesi Utara - Adanya reklamasi pantai di Kota Manado yang dikembangkan sebagai kawasan fungsional dengan pola super blok dan mengarah pada terbentuknya Central Business District (CBD)
  • Semarang – Reklamasi di daerah pesisir pantai semarang ini digunakan untuk perluasa lahan aratan yang digunakan sebagai lahan perekonomian dan bisnis di kawasan tersebut. Reklamasi ini juga untuk menyangga daerah daratan yang terus mengalami penurunan tinggi permukaan tanah.
  • Tanggerang – Pemerintah Kota Tanggerang akan menambah sekitar 7500 hektar lahan daratan. eklamasi ini akan menjadi megaproject dari Pemkot Tanggerang, Pembangunan kawasan terpadu seperti bisnis, hunian, wisata akan menjadi daya tarik tersendiri. akan ada 6 pulau reklamasi yang akan dibuat.
  • Makassar - Makasar sebagai titik tengah pembangunan Indonesia. Di kawasan Center Point of ndonesia, dengan luas total 600 hektar ini, nantinya akan dibangun pusat bisnis dan pemerintahan, kawasan hiburan, hotel hotel kelas dunia yang dilengkapi dengan lapangan golf dengan view ke laut lepas, hampir serupa dengan apa yang dibangun melalui rencana reklamasi pantai utara di Jakarta.
  • Ternate -  keterbatasan lahan bagi pengembangannya maka kegiatan reklamasi pantai sangat diperlukan untuk mendukung kegiatan perekonomian dan pengembangan Kota Ternate  penambahan luas lahan di wilayah pesisir Kota Ternate yaitu sebesar 9.7 Ha yang berdasarkan fungsi dan jenis fasilitas yang sudah dibangun kawasan komersial yang sudah mengisi lahan reklamasi pantai.

Manfaat Reklamasi bagi Bali

Manfaat Reklamasi bagi Bali


 15 Aug 2014   0 Comment


Oleh Made Nariana
PRO –kontra reklamasi terus berlangsung di Bali, khususnya terkait dengan rencana pembangunan di Teluk Benoa. Ada usaha terstruktur, sistematis dan massif (TSM) – mengarahkan masyarakat supaya menolak reklamasi. Padahal tidak semua masyarakat memahami, apa dan bagaimana manfaat  reklamasi.
Selama ini masyarakat dijejali dengan informasi bahwa reklamasi itu jelek, buruk tidak menguntungkan. Oleh karena itu harus ditolak! Mereka hanya ikut-ikutan, atas dasar kepentingan pribadi penuh dengan perasaan cemburu, sentimen dan sakit hati. Jangan-jangan juga karena ada yang mensponsori. Sebab saya tahu, sebelumnya ada beberapa perusahaan yang ingin melakukan reklamasi di Teluk Benoa.
Informasi lain yang patut dipercaya juga mengatakan bahwa ide reklamasi Teluk Benoa  sudah dikonsep sejak lama. Sejak PDIP sendiri berkuasa di zaman Ibu Megawati Soerkarno Putri, dengan dukungan elite PDIP Bali saat itu. Pertimbangannya, tentu karena idenya baik dan membawa manfaat bagi masyarakat luas.
Manfaat Reklamasi
Reklamasi pantai sebagai alternatif pemenuhan kebutuhan lahan perkotaan menjadi kemutlakan karena semakin sempitnya wilayah daratan. Kebutuhan dan manfaat reklamasi dapat dilihat dari aspek tata guna lahan, aspek pengelolaan pantai dan ekonomi. Tata ruang suatu wilayah tertentu kadang membutuhkan untuk direklamasi agar dapat berdaya dan hasil guna.
Untuk pantai yang diorientasikan bagi pelabuhan, industri, wisata atau pemukiman yang perairan pantainya dangkal wajib untuk direklamasi agar bisa dimanfaatkan. Teluk Benoa termasuk kawasan yang mengalami pemdangkalan.
Terlebih kalau di area pelabuhan, reklamasi menjadi kebutuhan mutlak untuk pengembangan fasilitas pelabuhan, tempat bersandar kapal, pelabuhan peti-peti kontainer, pergudangan dan sebagainya. Dalam perkembangannya pelabuhan ekspor – impor saat ini menjadi area yang sangat luas dan berkembangnya industri karena pabrik, moda angkutan, pergudangan yang memiliki pangsa ekspor – impor lebih memilih tempat yang berada di lokasi pelabuhan karena sangat ekonomis dan mampu memotong biaya transportasi.
Aspek perekonomian adalah kebutuhan lahan akan pemukiman, semakin mahalnya daratan dan menipisnya daya dukung lingkungan di darat menjadikan reklamasi sebagai pilihan bagi negara maju atau kota metropolitan dalam memperluas lahannya guna memenuhi kebutuhan akan pemukiman. Fungsi lain adalah mengurangi kepadatan yang menumpuk di kota dan meciptakan wilayah yang bebas dari penggusuran karena berada di wilayah yang sudah disediakan oleh pemerintah dan pengembang, tidak berada di  bantaran sungai maupun sempadan pantai. Aspek konservasi wilayah pantai, pada kasus tertentu di kawasan pantai karena perubahan pola arus air laut mengalami abrasi, akresi sehingga memerlukan pembuatan Groin (pemecah ombak) atau dinding laut sebagai mana yang dilakukan di daerah Ngebruk Mankang Kulon. Reklamasi dilakukan di wilayah pantai ini guna untuk mengembalikan konfigurasi pantai yang terkena abrasi kebentuk semula.
Sebagaimana saya kutip dari laman  internet, perencanaan dan studi harus mendalam perihal Pekerjaan Reklamasi seperti: (Indonesia Water Institute. 2012)
1.    Pengendalian Dampak Negatif Lingkungan – Campur tangan manusia terhadap alam akan berimbas kepada ekosistem yang ada di laut sebelumnya, maka perlu dilakukannya pencegahan dampak meluas akibat reklamasi ini. Salah satu contoh: ketika Reklamasi Pantai Indah Kapuk selesai, maka persoalan muncul, ketika jalan Tol  Sedyatmo (Tol Bandara) mengalami banjir beberapa pendapat dikarenakan limpasan dari area Pantai Indah Kapuk.
2.    Supply Air dan Energy – Air dan Energy akan dibutuhkan di daerah pengembangan termasuk juga di daerah rekalamasi, dari sini perencana harus memperhitungkan betul dari mana sumber energy dan listrik. Contoh kasus : bandara Kansai, Jepang, menggunakan Energi Listrik dari Angin untuk memenuhi kebutuhan listrik.
3.    Transportasi yang Terintegrasi – Pengembangan daerah akan berdampak pada arus transportasi di daerah akan meningkat, maka daerah utama dan daerah reklamasi harus diperhitungkan arus transportasi agar menghindari kemacetan karena tidak adanya integrasi dari daerah reklamasi dan daerah utama (daerah asli) . Contoh : Reklamasi di Incheon sebagai Bandara Internasional Korea Selatan, di bangun 3 moda transportasi yaitu, Jalan raya, Kereta, dan Subway untuk menghindari stagnan arus transportasi.
4.    Tata Ruang dan Wilayah – Hal ini tidak terlepas dari awal perencanaan dari Reklamasi. Lahan hasil reklamasi akan digunakan sesuai kebutuhan maka master plan tata ruang dan wilayah harus benar- benar dikerjakan dan diawasi pelaksanaannya. Hal ini menghindari penyebaran daerah kumuh / tak tertata dari sebuah kawasan.
5.    Struktur Lapisan Tanah Reklamasi – Hal ini merupakan syarat utama dari ketahanan struktur. Kekuatan lahan reklamasi terhadap abrasi dan beban bangunan di atasnya harus diperhitungkan agar tidak terjadi kerugian yang besar.
Pengalaman Bali
Bali sendiri sudah banyak melakukan reklamasi. Pembangunan Bandara Ngurah Rai, pembangunan pelabuhan Benoa sendiri adalah buah hasil reklamasi. Sejumlah pantai di Bali, apakah Bali Selatan dan Bali Utara juga banyak reklamasi. Kalau tidak demikian, pulau Bali sudah semakin mengecil digerus ombak yang semakin ganas.
Lalu mengapa sekarang orang ribut soal reklamasi Teluk Benoa? Saya melihat hanya persoalan rezeki.  Karena hujan tidak merata, muncul beberapa persoalan antara lain:  Pertama; ada sejumlah perusahaan ingin melakukan hal yang sama, sehingga yang tidak mendapat berusaha menghalangi (malah balik menolak reklamasi). Kedua; ada pihak-pihak yang ingin terlibat sebagai bagian yang terkait dalam proyek itu. Karena tidak terakomodasi berusaha memprovokasi orang lain supaya menolaknya. Ketiga; hanya sekadar ingin menggagalkan ide orang lain yang membuat Bali lebih maju secara ekonomi, lebih bersih, rapi dan cantik khususnya ditinjau dari segi pariwisata.
Hanya dengan alasan akan merusak Bali, tidak sesuai dengan adat budaya, kekhawatiran yang berlebihan, tidak mau memandang jauh ke depan – mereka menolak reklamasi Teluk Benoa. Belum ada sejarah yang mencatat, sebuah pulau tenggelam di dunia karena reklamasi.
Belanda, Singapura, Jepang, Malaysia, Australia, Dubai (Dunia Arab),  termasuk Jakarta melakukan reklamasi guna menambah obyek wisata yang menarik. Semua tanpa masalah.
Sejarah juga mencatat, pembangunan Bandara Ngurah Rai, pembangunan jalan tol di atas perairan, pembangunan underpass di Dewa Ruci Kuta, pembangunan GWK di Jimbaran, awalnya juga ditolak sejumlah LSM. Namun sekarang, malah kita bangga-banggakan sebagai  obyek, sarana/prasarana pariwisata yang menarik bagi Bali. Malu kan? (narianabali1@gmail.com, wartawan dan mantan Ketua PWI Bali)

GAGASAN PARIWISATA BERBASIS REVITALISASI DAN REKLAMASI

GAGASAN PARIWISATA BERBASIS REVITALISASI DAN REKLAMASI
oleh : Gede Sugianyar

Mari kita kaji sebelum memutuskan sesuatu apalagi keputusan tersebut menjadi sorotan publik yang mengarah kepada opini-opini negatif, bahkan anti pati dari pada masyarakat yang menerimanya sampai pada isu-isu yang dikaitkan dengan hal-hal berbau niskala dan merusak kesucian dari daerah atau lokasi tersebut.  Masyarakat kita khususnya masyarakat Bali adalah masyarakat yang hidupnya sebagian besar tergantung dari gerak pariwisata yang mana sebelumnya adalah masyarakat agraris dengan diikuti oleh perkembangan zaman berubah sangat cepat menjadi masyarakat pelaku pariwisata dan sebagian besar masyarakatnya sudah tidak mau  bahkan tidak mampu lagi untuk hidup sebagai seorang petani.  Kalau kita telaah kembali masyarakat Bali adalah masyarakat yang sangat dinamis tapi tetap menjunjung tinggi adat istiadatnya serta rasa panatismenya  yang  tinggi untuk mempertahankan budaya-budaya  leluhurnya ini suatu bukti bahwa bentuk masyarakat yang sulit terpengaruh oleh budaya luar apalagi dijajah oleh budaya luar, kita bisa lihat perkembangan sejarah pada waktu penjajahan Belanda dimana bangsa Belanda baru bisa masuk Bali, setelah menghadapi perang puputan diseluruh wilayah Bali, dan dengan masuknya Belanda pun tidak bisa merubah tatanan atau adat istiadatnya, tapi di bidang seni masyarakat Bali terkenal dan di akui diseluruh dunia bahkan perkembangannya sangat inovatif dan kreatif sehingga mampu menarik perhatian masyarakat wisata dunia dan akhirnya Bali menjadi tujuan wisata dunia. Inilah yang perlu kita perhatikan, pertahankan, dan dikembangkan terus supaya Bali menjadi salah satu icon dunia di bidang pariwisata, ini berarti Bali perlu pengembangan-pengembangan sehingga tidak monotun dan tidak kalah oleh Negara-negara tetangganya yaitu Malaysia, Thailan, Singapura, tentunya pengembangan ini tidak merusak Ekosistem, Adat,  dan Kepercayaan.
Bagaimana dengan perkembangan obyek wisata berbasis Revitalisasi dan Reklamasi ?
Perlu kita ketahui dan waspadai apa itu Revitalisasi dan Reklamasi :
Revitalisasi  yaitu tindakan untuk mengembalikan fungsinya secara utuh, sedangkan pengertian Reklamasi adalah tindakan perluasan daratan dengan cara penimbunan/pengurukan sehingga hasilnya timbul daratan baru. Yang menjadi pertanyaan kita sekarang apakah reklamasi mengakibatkan rusaknya lingkungan seperti apa yang di khawatirkan oleh masyarakat Bali, ini perlu kita cermati :
1.      Apakah reklamasi sampai merusak/membunuh pohon mangrove sekitarnya ?
2.      Apakah reklamasi bisa berakibat pindahnya abrasi ke pantai lainnya ?
3.      Apakah dengan reklamasi bisa berakibat tsunami?
4.      Apakah dengan reklamasi akan bisa merusak kesucian kawasan suci sekitarnya ?

Penjelasan:
1.       Masalah mangrove, setelah ada kajian dari beberapa ahli, dasar tanah/daratan pasang surut yang akan direklamasi secara teori  sudah tidak bisa ditanami pohon mangrove karena wilayahnya tidak produktif, terdapat endapan lumpur, tidak ada terumbu karang, penurunan permukaan air laut sehingga perlu direvitalisasi aliran air laut untuk kehidupan mangrove baru.

2.       Disetiap pantai lepas yang  kecuraman dasar pantainya agak curam akan memicu abrasi yang sangat kuat ini sudah  hukum alam dan bahkan diseluruh pantai selatan/laut lepas abrasi sudah terjadi beberapa puluhan tahun lalu. Sedangkan reklamasi yang dilaksanakan di teluk benua kalau dilihat dari gambar rencana yang ada sangat baik karena : Tidak diuruk penuh, Ada alur-alur lau,  Di bentuk beberapa pulau-pulau kecil.

3.       Masalah tsunami terjadi bila ada pergerakan dasar bumi/gempa bumi dan goncangannya datang tiba-tiba dan keras sehingga air akan ikut bergejolak tiba-tiba dan terjadilah tsunami sedangkan gerakan reklamasi adalah terjadinya teratur dan volume yang digerakan terlalu kecil. Sehingga sangat kecil kemungkinan terjadinya tsunami apalagi Teluk Benua adalah teluk yang terbuka dan sangat erat hubungannya dengan laut lepas yang luas permukaannya hampir dua pertiga luas bumi kita.

4.       Masalah rusaknya kawasan suci didaerah yang terdampak, hal ini perlu dikoordinasikan bersama-sama antar pemangku adat, bendesa adat, yang kawasan sucinya berada didekat daerah yang akan direklamasi,sehingga tidak menimbulkan efek-efek yang diinginkan. Menurut hemat kami dilokasi yang akan direklamasi tidak ada kawasan sucinya.
 Kalau semuanya sudah jelas dan sudah kita membicarakan bersama-sama baik Masyarakat Adat, Pemerintahan, Investor, dan Konsultan ahli dibidangnya barulah kita berhitung dengan untung ruginya dan pada akhirnya apakah kita tolak atau kita dukung jangan hanya sekedar ikut-ikutan tolak reklamasi atau dukung reklamasi.

Ingat !!!
Investor juga sudah menghitung sangat teliti untung dan ruginya apa yang dia invetasikan, sehingga investasinya tidak berbenturan dengan Masyarakat, Alam, Adat, dan Pemerintah setempat. Bagi kami sebagai pelaku pariwisata sudah sangat jelas kalau investasi yang dilakukan investor. Sesuai dengan programnya yang mana program tersebut disamping ada unsur keuntungan bisnis juga ada unsur kepentingan nasional yaitu untuk menarik wisatawan mancanegara yang lebih luas karena dengan terwujudnya program tersebut Bali bisa menjadi salah satu icon dunia di bidang pariwisata sehingga turut mendukung program pemerintah kedepan yaitu target kunjungan wisata mencanegara. Sebanyak 19.000.000 orang di tahun 2019 ini demi untuk masa depan anak dan cucu-cucu kita dimana setiap tahun pengangguran bertambah kalau tanpa diikuti oleh persiapan lapangan kerja yang cukup tentu makin hari pengangguran makin bertambah yang pada akhirnya kemiskinan akan mengancam masyarakat Bali.